2 hr kemaren (16-17 Maret) situasi agak kacau, nggak sempat blog2an ..
Kedutaan Australia memutuskan untuk menutup embassy di Tokyo, dan sementara dipindahkan ke Osaka ... disusul juga degan dua kedutaan lain, kalo nggak salah Bulgaria atao Bavaria, atao apa yah ... aku juga udah nggak gitu inget, kan agak panik juga ikutin perkembangan terbaru tentang radiasi bocor ...
Setelah timbang2, akhirnya ambil keputusan untuk evakuasi dulu ke tempat parentnya Isamu di Okayama, dekat Hiroshima, kurang lebih 3 setengah jam dari Tokyo by shinkansen.
Katanya radiasi leak (kalo bener2 bocor) itu safe kalo jaraknya pisah 600km.
Tokyo-Fukushima (pusat radiasi) kurang lebih 300 km.
Tokyo-Okayama sekitar 600 km ke arah yg berlawanan dgn Fukushima. Nah, paling enggak pisah 900 km sih udah lebih safe-lah ..
Pemerintah sih kasih live broadcast lumayan sering, katanya jangan panik, walau dah dideteksi radiasi level yg lebih tinggi dr normal, nggak sampe pengaruh ke kesehatan ...
Nah itu kata pemerintah ... problem-nya nggak ada kemajuan dari usaha memadamkan ledakan2 dan kebakaran di dekat pusat radiasi itu.
Ada macam2 spekulasi, pro-kontra-neutral .. segala macam.
Ada yg bilang pemerintah nggak bisa bilang "bahaya" krn bakal panik semua ...
Ada yg bilang pemerintah sendiri nggak sadar bahayanya segimana, karena ini adalah kasus pertama di negara2 maju yg ngembangin nuklir.
Jadi agak bimbang juga ambil keputusan ... cuma yah for the peace of mind, mendingan ngungsi dulu deh agak jauh dr Tokyo sambil ngikutin perkembangan ...
Aku bosan banget di dalam Shinkansen, soalnya lebih dr 3 jam duduk terus.
Nggak mood baca2, Internet juga terputus2 krn ada terowongan yg nembus gunung2.
Aku nggak suka tidur dan nggak bakal bisa tidur kalo siang2.
Ada sih option naik airplane, cuma 1 jam, cuma airport-nya Okayama jauh, jd itung2 masih mendingan bullet train-lah, kan langsung nyampe di Okayama Station.
Stasiun yg aku lewatin dr Tokyo ke Okayama tuh:
Tokyo→Shinagawa→Shin-Yokohama→Nagoya→Kyoto→Shin-Osaka→Shin-Kobe→Okayama
●Okayama bukan destinasi terakhir, melainkan Hakata, stasiun pusat di kota Fukuoka, prefeksi Fukuoka.
Sambil iseng aku perhatiin aza staff-staff Shinkansen yg keluar masuk keluar masuk sambil "ojigi" (membungkuk) ... biasanya aku dah nggak perhatiin, karena adat ojigi memang sudah biasa disini.
Tapi setelah mulai nulis2 blog, aku coba mulai observasi lagi dari nol tentang unik-nya Jepang.
By the time aku sampe di Okayama udah senja. Suasana juga laen dengan Tokyo, nggak berasa "ketegangan" akibat gempa ataupun radiasi ... bagaikan negara lain, pdhal sama2 Jepang. Aneh juga rasanya ...
No comments:
Post a Comment