Friday, March 25, 2011

Taman dekat rumah jalanan-nya retak ...






Kemarin lusa ketika aku lewatin taman dekat rumah, aku lihat pagar darurat dipasang untuk menghalangi orang masuk.

Nah, bingung juga kenapa, soalnya taman itu biasanya banyak orang berlalu-lalang, buat walking, cycling, walking the dog, piknik, dll.

Apalagi kalau musim semi, Sakura❀mekar, taman ini ramai dengan orang-orang yang datang berkunjung untuk 花見(hanami)→ berpiknik dibawah pohon Sakura❀.

Taman ini (Tatsumi Morino-ryokudo-koen) juga pernah jadi lokasi drama TV. Kalau lagi musim Sakura❀ memang romantis, apalagi kalau malam hari, saat Sakura❀ di light-up, jadi sering dijadikan tempat untuk nge-date.

So, aku kaget juga karena taman sepi.
Waktu aku dekatin pagar darurat, aku baca pengumuman "dilarang masuk" karena taman sedang dalam keadaan "berbahaya" akibat gempa.

Karena aku lagi buru-buru mau golf lesson, aku pikir mending balik lagi hari berikutnya sambil bawa kamera.

Nah, hari ini aku mutusin pergi "menyelidiki" keadaan taman.
Setelah tengok kiri-kanan nggak ada yg liatin, aku pun cepat-cepat nyelinap masuk ke taman. Agak dag dig dug juga.

Yang aku temukan adalah jalan retak ...
wah, kaget juga, padahal lumayan jauh dari pusat gempa, tapi dampaknya bisa ditemukan di dekat rumah :(

Kebetulan aku punya koleksi foto-foto waktu hanami jadi bisa dibandingin tuh keadaan-nya.

Wednesday, March 23, 2011

Balik ke Tokyo 11 hr setelah gempa



Maret 22 mutusin balik ke Tokyo.
Walau krisis nuklir belum mereda, kan nggak tao sampe kapan, mending balik dulu. Kalau menggawat barulah evakuasi lagi.

Kali ini milih naik pesawat, cuma 50 menit dibanding Shinkansen 3 jam lebih. Tapi herannya pesawat malah nggak sepopuler shinkansen yah ... mungkin karena airport itu nggak didalam kota kayak stasiun.

Malem jam 8 lebih nyampe di Tokyo Haneda Airport. Untung domestik airport Haneda di central Tokyo, jadi ok-lah naik taksi ke rumah. Kalo dari Narita Airport ke Tokyo bisa lebih dari JPY30,000 loh cuma buat taksi.

Nyampe rumah, mandi udah santai, eh berasa gempa lagi, sekitar jam 11 malem. Setelah ngerasain goyang gempa besar kayak waktu itu, koq kayaknya udah bebal nggak serem-serem banget.
Keesokan pagi sekitar jam 7 pagi gempa lagi.
Waktu lagi nulis blog ini juga gempa lagi. Tiap hari ada terus aftershock-nya.
Begitu gempa langsung "Tu-tut-tu-tut-tu-tut" bunyi dari TV beritain gempa di mana plus magnitude-nya, bahaya tsunami atao nggak, dll.

Nah, bukan cuma gempa yg orang-orang khawatir, tapi krisis nuklir yang nggak reda-reda ...

Tiap hari di TV berkali-kali siaran langsung perkembangan krisis nuklir, katanya temperatur sudah agak turun, good sign gitu, tapi koq asap sini asap sana ... belum lagi air dan sayur sudah kena kontaminasi ... apa sih situasi sebenarnya?
Nah, masalahnya masih nggak ada jawabannya ...

Mereka sih berusaha keras menurunkan suhu reaktor secara primitif (pemadam kebakaran plus air dr helikopter), plus teknisi-teknisi kerja keras betulin sistem yg rusak akibat Tsunami, biar reaktor bisa berfungsi "ngademin" diri sendiri secara otomatis.
Tapi dari jauh bisa dilihat asap keluar dari reaktor .. nah nggak ada yg bisa mastiin ini asap akibat apa, karena teknisi yang sedang bekerja harus diungsikan dulu biar nggak kena radiasi. Jadi, nggak ada jawaban yg benar-benar pasti tentang keadaan reaktor ..
Katanya teknisi juga hrs diganti tiap 15 menit .. karena ancaman radiasi terhadap tubuh, nggak boleh lama-lama dekat reaktor ..

Balik 2 hr di Tokyo, selain aftershock, situasi tegang bisa berasa dimana-mana.
Di stasiun, eskalator sengaja nggak dijalanin buat ngirit listrik. Di supermarket juga lampunya minimal banget, demi ngirit listrik.
Aku masih untung belum kena giliran mati lampu, tapi katanya rencana giliran blackout ini akan diterapkan juga di central Tokyo (23 wards).
Yah, apa boleh buat yah, dibanding nggak ada sama sekali, 3 jam sehari sih masih ok-lah.

Yang repot itu kalo bener-bener tap water nggak bisa diminum. Nah ini yang bikin pusing ...
Kata govt., walao radiasi level sudah terlacak di tap water, level-nya masih nggak berbahaya bagi orang dewasa. Tapi bayi dibawah 1 tahun dilarang diberikan air ini.

Aku sih masih cuek minum dari tap water, tapi just in case udah minta ke parent Isamu ngirimin mineral water. Buat siap-siap aza, soalnya kalo bener-bener udah nggak boleh diminum kan udah telat ...
Sekrg aza orang-orang dah panik nyerbu mineral water di supermarket dan convenient stores.
Shopping online buat mineral water juga nggak bisa .. stop semua ..

Monday, March 21, 2011

Kunjungan ke Osaka







Selagi evakuasi di Okayama, ada berkunjung ke Osaka, ke tempat adik-nya Isamu.
Toh dari Okayama ke Osaka nggak sampai 1 jam.

Kebetulan juga bisa nyobain salah satu Shinkansen terbaru -さくらSakura- yang melayani rute dari pulau Kyushu ke Honshu.
Aku impressed sama Sakura, seat-nya besar & nyaman, udah mirip pesawat aza.

Terakhir aku ke Osaka mungkin 6-7 taon yg lalu. Dalam ingetan aku, Osaka itu agak tua stasiun-nya dan acak2an. Kaget juga melihat perubahan-nya yg baru dan modern.

Sama dengan Okayama, dampak gempa tidak terasa di Osaka. Di daerah downtown hiruk pikuk banyak orang. Orang Osaka terkenal lebih "ribut" dibanding Tokyo, lebih banyak ngomong, lebih gede suaranya, dan suka nawar-nawar kalo belanja.

Cuaca pas nggak bagus, hujan ☂ . . . lagian kali ini enggak mood jalan-jalan, lebih ke reuni keluarga aza.

Mumpung udah di Osaka, mutusin makan Okonomi-yaki (martabak ala Jepang) yang merupakan salah satu makanan populer di Osaka.

Saturday, March 19, 2011

Nganggur di Okayama ...




Selama evakuasi di Okayama nggak banyak aktivitas ... paling ngikutin siaran TV tentang perkembangan krisis nuklir dan dampak gempa.

Tapi senang juga bisa main-main sama si MoMo, anjing mini-dachshund.
MoMo umurnya 7 taon, tapi sifatnya masih kayak anak


anjing, suka main dan manja banget.

Kalo dibawa naik mobil, kaca mobil jadi suka basah karena MoMo demen nempelin idung sambil liat pemandangan di luar jendela.
Kalo jendela dibuka, pasti langsung keluarin muka sambil merem2 ngerasain angin yg bertiup.
MoMo mesti deh paksain diet, "olahraga" lari-lari. Soalnya, ortu-nya Isamu kasih makan macem-macem, jadi rada kegendutan.

Selain MoMo, ada juga pet kucing, si RiRi, cuma RiRi itu suka menyendiri, nggak enak diajak main.
RiRi itu jenis Russian Blue, yang emang agak sensitif dan suka curigaan.
Baru didekatin udah langsung lari, nggak fun :( ...
RiRi cuma "trust" Tsuneko-san, mama-nya Isamu ...

Friday, March 18, 2011

dibalik radiasi bocor di Jepang ...

Hari ini (18 Maret) pas 1 minggu dari kejadian gempa dahsyat di Jepang ...

Pas jam terjadi gempa (2:46pm) di TV juga serentak moment of silence ... sedih juga ngeliat tayangan TV, beratus atau mungkin beribu kotak peti mati putih menunggu untuk di makamkan.
Adat di Jepang biasanya dikremasi, tapi tempat kremasi juga ancur kena serbu Tsunami, jadi diambil cara pemakaman ...

Semakin aku baca dan liat berita, semakin kayak mimpi rasanya. Jepang, yang begitu maju, canggih, convenient, dalam sekejap jadi tidak berdaya setelah ditimpa twin disasters (gempa dahsyat + killer Tsunami) ditambah pula krisis nuklir.

Krisis nuklir kayaknya nggak gitu bagus perkembangan-nya ... menurut ramalan cuaca, weekend ini angin bakal berubah arah membawa radiasi lebih dekat ke Tokyo lagi ... not a good news at all. :(

Media Jepang sendiri nggak gitu beritain, tapi kalau dilacak2 artikel lama, katanya reaktor no.3 itu "paling berbahaya" karena dibuat dari plutonium, bukan uranium ... jangan tanya ke aku deh apa bedanya ... aku juga nggak bisa jelasin, cuma plutonium itu jauh jauh lebih berbahaya drpd uranium, jadi kalau meledak dampak-nya bakal lebih dahsyat.
Pantes aza pemerintah berusaha keras memadamkan ledakan dan segala abnormalitas di reaktor no.3 dibanding dengan reaktor lainnya.

Selain truk pemadam kebakaran, helikopter juga digunakan untuk "ademin" reaktor yang hampir out of control. Helikopter sekali bawa 30 ton air di guyur dr atas ... aku nggak bisa bayangin sih 30 ton itu seberat apa ... pemerintah bilang aktivis ini paling dikit perlu diulang sebanyak 200 kali .. wouw!!!

Entah kapan yah reaktor bisa diademin ... belum lagi aftershocks masih terus saja berlangsung di area Tohoku (daerah utara).
Di Okayama sih sama sekali nggak berasa, cuma kalo liat TV kurang lebih dlm sehari bisa 3 kali aftershocks ... skala lebih kecil sekitar richter 3-5.


Evakuasi ke Okayama






2 hr kemaren (16-17 Maret) situasi agak kacau, nggak sempat blog2an ..

Kedutaan Australia memutuskan untuk menutup embassy di Tokyo, dan sementara dipindahkan ke Osaka ... disusul juga degan dua kedutaan lain, kalo nggak salah Bulgaria atao Bavaria, atao apa yah ... aku juga udah nggak gitu inget, kan agak panik juga ikutin perkembangan terbaru tentang radiasi bocor ...

Setelah timbang2, akhirnya ambil keputusan untuk evakuasi dulu ke tempat parentnya Isamu di Okayama, dekat Hiroshima, kurang lebih 3 setengah jam dari Tokyo by shinkansen.

Katanya radiasi leak (kalo bener2 bocor) itu safe kalo jaraknya pisah 600km.
Tokyo-Fukushima (pusat radiasi) kurang lebih 300 km.
Tokyo-Okayama sekitar 600 km ke arah yg berlawanan dgn Fukushima. Nah, paling enggak pisah 900 km sih udah lebih safe-lah ..

Pemerintah sih kasih live broadcast lumayan sering, katanya jangan panik, walau dah dideteksi radiasi level yg lebih tinggi dr normal, nggak sampe pengaruh ke kesehatan ...
Nah itu kata pemerintah ... problem-nya nggak ada kemajuan dari usaha memadamkan ledakan2 dan kebakaran di dekat pusat radiasi itu.

Ada macam2 spekulasi, pro-kontra-neutral .. segala macam.
Ada yg bilang pemerintah nggak bisa bilang "bahaya" krn bakal panik semua ...
Ada yg bilang pemerintah sendiri nggak sadar bahayanya segimana, karena ini adalah kasus pertama di negara2 maju yg ngembangin nuklir.

Jadi agak bimbang juga ambil keputusan ... cuma yah for the peace of mind, mendingan ngungsi dulu deh agak jauh dr Tokyo sambil ngikutin perkembangan ...

Aku bosan banget di dalam Shinkansen, soalnya lebih dr 3 jam duduk terus.
Nggak mood baca2, Internet juga terputus2 krn ada terowongan yg nembus gunung2.
Aku nggak suka tidur dan nggak bakal bisa tidur kalo siang2.
Ada sih option naik airplane, cuma 1 jam, cuma airport-nya Okayama jauh, jd itung2 masih mendingan bullet train-lah, kan langsung nyampe di Okayama Station.

Stasiun yg aku lewatin dr Tokyo ke Okayama tuh:
Tokyo→Shinagawa→Shin-Yokohama→Nagoya→Kyoto→Shin-Osaka→Shin-Kobe→Okayama
●Okayama bukan destinasi terakhir, melainkan Hakata, stasiun pusat di kota Fukuoka, prefeksi Fukuoka.

Sambil iseng aku perhatiin aza staff-staff Shinkansen yg keluar masuk keluar masuk sambil "ojigi" (membungkuk) ... biasanya aku dah nggak perhatiin, karena adat ojigi memang sudah biasa disini.
Tapi setelah mulai nulis2 blog, aku coba mulai observasi lagi dari nol tentang unik-nya Jepang.

By the time aku sampe di Okayama udah senja. Suasana juga laen dengan Tokyo, nggak berasa "ketegangan" akibat gempa ataupun radiasi ... bagaikan negara lain, pdhal sama2 Jepang. Aneh juga rasanya ...

Tuesday, March 15, 2011

Radiasi bocor ... panik-pun melanda sampai ke Supermarket





Pagi ini bangun-bangun dapat "sarapan bayaha" berita di TV tentang letusan di reaktor no.2 dari nuklir plant di Fukushima.

gempa -> Tsunami -> nuklir krisis -> radiasi bocor -> ???? selanjutnya bencana apa lagi yah ...

Aku sih bukan expert-nya nuklir, dan juga bukan anak Fisika yg lebih ngerti tentang subjek2 sulit kayak gitu, tapi gempa kali ini "memaksa" aku untuk lebih mengerti tentang nuklir krisis yg melanda Jepang akibat Tsunami yg disebabkan si gempa.

Dr mana yah mulai ceritanya, biar mudah dimengerti dan nggak kepanjangan.
Dan kalao salah, jangan segan kasih tao yah!

Secara singkat, di Fukushima (sebelah kota Sendai yg pusat gempa) ada nuklir plant dengan 4 reaktor. Reaktor punya "rumah" masing2 kayak kotak raksasa gitu. Nah di dlm 4 kotak raksasa inilah berdiam si 4 reaktor, terselubung dalam steel container/kapsul.

Bayangkan saja reaktor ini kayak arang panas yang menyala-nyala. Nah waktu gempa melanda, si reaktor otomatis shut-down. Nah ini sih masih sesuai skenario yang dirancang. Tapi, si arang (reaktor) kan perlu diademin biar enggak "meltdown" ... nah dari sinilah problem-nya mulai.

Sebagai negara maju, Jepang sudah merancang 3 skenario darurat untuk ngademin si reaktor, tapi satu demi satu Tsunami rusakin skenario daruratnya ... gagal semua ... jadi, terpaksa diambil cara primitif dengan semprotin air .. karena dekat laut, mereka ambil air laut ...

Tapi reaktor nggak gampang diademin .. buktinya kepanasan dan kotak luar si reaktor-pun meletus, dengan resiko radiasi bocor.
Mar.12 (sehr setelah gempa): kotak reaktor no.1 meledak
Mar.14 (Senin): giliran kotak reaktor no.3 meledak
Mar.15 (Selasa): separuh kotak reaktor no.2 pun ikut-ikutan meletus, plus kebakaran dideteksi di reaktor no.4

Cuma, untungnya (nggak tao bisa untung sampe kapan...) reaktor didalam steel kapsul enggak meledak, cuma kotak-nya yg meledak. Kalo sampe reaktor-nya meledak, ini-lah radiasi kayak di Chernobyl yang menakutkan banget.
Jangan2 cuma tinggal waktu lagi ... krisis-pun meningkat ...

Orang2 yang tinggal 30km dr tempat reaktor disuruh evakuasi.
Di Tokyo juga kena deteksi level radiasi yg lebih tinggi dr normal ... kalo nggak perlu jangan keluar rumah. Jendela ditutup, laundry kalo bisa dijemur di dlm rumah, etc., etc.,

Nah, aku-pun cepat2-lah ke Supermarket lagi, mau stock makanan ... dan ternyata orang2 pikiran-nya sama semua .. dlm sekejap rak2 pun kosong lagi ..
ngantri mau bayar aza sampe ampir 1 jam!!! antrian puanjaaaaaang banget ... :(


Monday, March 14, 2011

Supermarket di Tokyo tanpa makanan ..





Setelah gempa Jum'at lalu (Mar.11), aku nggak keluar rumah waktu weekend. Di rumah aza ngikutin TV live broadcast tentang situasi di Sendai (pusat gempa), Fukushima (nuclear plant with leaked radiation) dan Iwate (prefeksi di sebelah pusat gempa).

Nah, karena weekend di rumah nggak belanja, aku pikir hari ini aku mesti ke Supermarket belanja. Tapi aku kaget banget waktu aku sampe di Supermarket, yang cuma 5 menit jalan dr rumah. Dari toilet paper sampe snack ringan, susu, instant noodle, fresh meat, frozen food ... all gone!!!
Orang-orang kayak berebutan belinya .. udah kayak gratis aza ... wah, aku baru tau deh nggak boleh take things for granted .. selama ini apa2 disini convenient banget .. supermarket 24 jam, apa juga ada, ternyata ... setelah gempa orang2 pada panik dan langsung stock makanan .. nah, aku yang tenang2 jadi ketinggalan ... :(

As a last resort, aku minta2 deh ke mertua-ku, hehehe ... kan mereka tinggal di southern part of Japan, dekat Hiroshima, jadi panik scale-nya nggak separah di Tokyo.

Sunday, March 13, 2011

Gempa di Jepang (11 Maret 2011, 2:46pm, magnitude 9.0)


Aku dah bolos nggak nulis2 blog selama hampir 3 minggu. Tiap minggu main snowboard terus ke Appi Kogen di Iwate, 2 setengah jam dr Tokyo naik shinkansen.

Jum'at lalu aku juga packing mau ke Iwate lagi, tapi ternyata ada gempa bumi, di dekat Iwate lagi! Ganti rencana nggak jadi pergi, wong Shinkansen juga nggak jalan. Semua train di Tokyo dan up ke utara dekat gempa juga distop, termasuk pesawat juga nggak terbang.

Di Tokyo juga serem banget goyang-nya. Aku pas di tingkat 35, gedungnya goyang puter-puter sampe aku puyeng nggak bisa berdiri lurus. Sambil jongkok aku bisa kerasa gedung goyang kiri-kanan kiri-kanan. Aku dah pikir nggak bakal ketemu keluarga lagi .. malah sempat kepikir sakitnya kayak apa yah mati di gedung ambruk ... official record sih gempa-nya 2 menitan, tapi rasanya forever. :(
My hubby, Isamu, pas di tempat client tingkat 37, karena lift di-stop dia turun tangga darurat dan langsung pulang rumah soalnya khawatir kan telpon down nggak nyambung. Nyampe rumah, lift juga down, dia harus naik lagi ke tingkat 35 pake tangga darurat .. kasian juga sampe cape banget ...

Tapi, karena Jepang emang terkenal sebagai negara banyak gempa, teknologi gempa-resistant-nya juga canggih. Sebagai contoh, gempa kali ini juga tidak ada report tentang gedung ambruk, tapi lebih banyak tentang korban akibat Tsunami. Kalau Tsunami sih sudah ndak bisa dikontrol sama manusia. Apa boleh buat yah ...

Balik ke gempa, di Tokyo ndak terlalu banyak damage. Cuma karena train ndak jalan, banyak orang yg terpaksa bermalam di office atau jalan kaki berjam2 mencapai rumah. Ada temanku yang berjalan selama 6 jam dari office di Tokyo ke rumah di Saitama.

Pusat gempa kali ini di Sendai di Miyagi prefeksi, kurang lebih 1 setengah jam dr Tokyo by Shinkansen. Aku shocked juga ngeliat TV tentang keadaan disana, yang lebih mirip tempat yang baru dilanda perang ... sedih sekali. Apalagi aku pernah tinggal dekat Sendai selama 4 tahun waktu di Universiti. Aku ndak bisa tahan tangisku waktu aku lihat berita seorang wanita menangis sambil menyelimuti tubuh saudaranya yang meninggal akibat tsunami.

Selama 17 tahun aku tinggal di Jepang, baru pertama kali aku merasakan gempa yang begitu menakutkan. Kalau gempa-gempa kecil (skala Richter 3-5) sudah bebal dan terbiasa. Tapi gempa kali ini, walau pusat bukan di Tokyo, getarannya begitu dahsyat. Aku nggak bisa bayangkan getaran di pusta gempa di Sendai sekuat apa. Ada berita juga tentang beberapa orang yang dilaporkan meninggal karena shock...

Sudah gempa, Tsunami, Jepang harus lagi menghadapi problem radiasi bocor dari nuclear plant di Fukushima (Fukushima itu dibawah Sendai, lebih dekat ke Tokyo lagi). Aduh, bencana demi bencana. Radiasi bocor ini juga akibat gempa dan Tsunami. Aku khawatir juga, tapi aku percaya dan optimis Jepang bisa stop problem radiasi. Jepang, gambatte!

Walau ndak banyak yang bisa aku kontribusi, aku harap Jepang cepat pulih dari gempa kali ini.